Hariwangsa, kakawin
Didalam
kapustakaan jawa kakawin
hariwangsa alurnya terlalu singkat,isi ceritanya kurang begitu bisa memahamkan
sang pembaca karena tulisan atau kata-katanya masih kuno.Walaupun begitu
kata-kata dalam kakawin di kapustakaan jawa tetap dapat dipahami.Proses dalam
pemahaman isi cerita tersebut juga tidak begitu butuh waktu yang lama,tetapi
jika kita cepat tangkap tidak ada kata susah.
Didalam
kalangwan kakawin hariwangsa alurnya panjang dan diceritakan panjang lebar.Isi
ceritanya dalam referensi tersebut memang lengkap dan lebih mudah
dipahami,karena tulisan atau kata-katanya itu sudah tidak kuno atau sudah
modern.Tetapi kebanyakan suka yang tidak telalu panjang ceritanya karena pada dasarnya inti kakawin tersebut
sama.
Demikian
pembanding kakawin hariwangsa,kalau boleh saya menyarankan alangkah baiknya
jika kata dalam buku tersebut ditulis dalam bahasa modern,agar pembaca mudah
dan cepat memahami teks tersebut.
Gatotkacasraya, kakawin
Kitab
ini menceritakan tentang anak Arjuna yang bernama Abhimanyu yang dititipkan di
Dwarawati karena pada saat itu Pandawa sedang menjalani hukum buangan selama 12
tahun. Pada saat di Dwarawati Abimanyu jatuh cinta pada dewi Sitisundari, anak
dari prabu Kresna, sayangnya dewi Sitisundari telah dipertunangkan dengan raden
Laksana Kumara, putera Ngastina. Tetapi dewi Sitisundari menolak pertunangan
tersebut karena dia juga jatuh cinta pada Abimanyu. Pada suatu malam mereka
berdua bertemu tetapi tertangkap basah oleh Baladewa. Lalu terjadilah perang
antara Abimanyu yang dibantu dengan Gatotkaca melawan Baladewa dengan bantuan
Kurawa tetapi dapat dimenangkan oleh Abimanyu. Akhirnya Abimnayu dapat menikah
dengan dewi Sitisundari.
Kitab
ini dibuat juga oleh Mpu Panuluh, tetapi yang memerintah bukan lagi prabu
Jayabaya melainkan prabu Jayakerta yang bertahta sekitar tahun 1188 tahun
Masehi. Dr. Van Stein Callenfels berpendapat bahwa Gatotkacasraya itu lakon
yang dibentuk menjadi syair.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar