ISBAT
Isbat juga disebut ibarat dalam bahasa Indonesia. Yang diibaratkan
adalah keadaan, apa saja yang ada di dunia
dan akhirat. Tak hanya manusia, melainkan juga Tuhan. Hampir semua isbat
merajut ajaran ilmu tua . di dalamnya melukiskan ilmu kesempurnaan hidup.
Karena itu, untuk tahu lebih banyak tentang hidup perlu membaca isbat.
Pada prinsipnya isbat memiliki nilai mistik. Rangkaian kata-kata
isbat tampak amat spiritualdan membutuhkan penafsiran. Dalam folkor jawa, isbat
dpat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu :
1.
Mutiara
kata, dan
2.
Puisi/syair
Kedua bentuk ini akan menggambarkan hakikat hidup Isbat yang akan
dibahas disini, bisa dibandingkan dengan pembahasan dua buku saya yang lain,
yaitu Mistik Kejawen (2003) dan
Falsafah Hidup Jawa (2003).
Saya tak akan
mengulang satu per satu, melainkan akan
melengkapinya. Yang intinya, isbat memang sebuah paradigm krisis-filosofis-mistis
orang Jawa.
Kata-kata mutiara biasanya berupa rangkaian kata lepas tetapi
bermakna. Isbat akan memuat beberapa hal tentang eksistensistensialis sebagai
berikut :
1.
Isbat
Tuhan. Tuhan selalu digambarkan sebagai ana ning ora ana. Maksudnya, Tuhan itu
tak berwujud tapi ada, atau sebaliknya. Karenanya, orang Jawa akan menyatakan
ana suwara tanpa rupa, ana rupa tanpa suwara. Artinya dari indera pendengar,
tapi tak dapat didengar, tapi tak dapat dilihat. Berarti, Tuhan memang dalam
keadaan gaib.
2.
Isbat
alam semesta. Hal ini diisbatkan melalui ana manuk bango buthak ngendhog ing
ngenthak-enthak. Ada burung bangau putih bertelur di lapangan luas. Ini
menggambarkan penciptaan alam semesta, yang awalnya suwung (bothak), baru ada
setelah dzat kun fayakun.
3.
Isbat
otak, yaitu bale taeanggantungan. Otak manusia, merupakan tempat tumpuan
segalanya. Otak adalah tempat mempertemukan apa saja, khususnya dalam
musyawarah. Di otak pula duduk zat suci.
4.
Keberadaan
lokilmakful, yaitu wiji tuwuh ing sela, artinya benih yang tumbuh di batu. Dari
nalar memangsulit terjadi, ada sebuah biji mampu tumbuh di batu. Namun, ini
gambaran lklimakful, lkil (tempat) makful (terjaga), lokilmakful adalah tempat
istimewa yang terjaga. Ini semua berada dalam budi manusia.
5.
Isbat
sukma, yaitu pejah tan kena risak, risak tankena pejah. Sukma manusia langgeng
akan terus ada kendati jasat telah tiada.
6.
Isbat
hawa nafsu, yaitu latu saknang angasatkan segara. Maksudnya, hawa nafsu itu
meskipun kecil bisa membahayakan segalanya. Hidup yang dikuasai hawa napsu
sekecil apapun dikuasai orang lain.
7.
Isbat
cinta lawan jenis, yaitu rara ngiyeng tangise ngebaki donya. Maksudnya, manusia
memeiliki rasa cinta kepada lawan jenis. Orang Jawa yang sedang jatuh cinta
sering dinamakan gandrung kapirangu atau nan-dhang lara brangta. Yakni, keadaan
tangisan jiwa yang kadang-kadang terdengar sampat kepucuk dunia. Paling tidak,
dunia manusia sendiri akan tergoyahkan.
Dijupuk saka : buku Tradisi Lisan Jawa karya : Suwardi Endraswara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar