Blog'e Puspita Sastra Jawa 2012 :D

Lagu Dolanan

Senin, 16 Desember 2013

sastra lisan


ISBAT




Isbat juga disebut ibarat dalam bahasa Indonesia. Yang diibaratkan adalah keadaan, apa saja  yang ada di dunia dan akhirat. Tak hanya manusia, melainkan juga Tuhan. Hampir semua isbat merajut ajaran ilmu tua . di dalamnya melukiskan ilmu kesempurnaan hidup. Karena itu, untuk tahu lebih banyak tentang hidup perlu membaca isbat.

Pada prinsipnya isbat memiliki nilai mistik. Rangkaian kata-kata isbat tampak amat spiritualdan membutuhkan penafsiran. Dalam folkor jawa, isbat dpat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu :
1.      Mutiara kata, dan
2.      Puisi/syair

Kedua bentuk ini akan menggambarkan hakikat hidup Isbat yang akan dibahas disini, bisa dibandingkan dengan pembahasan dua buku saya yang lain, yaitu Mistik Kejawen (2003) dan 
Falsafah Hidup Jawa (2003). 
Saya tak akan mengulang satu per satu, melainkan  akan melengkapinya. Yang intinya, isbat memang sebuah paradigm krisis-filosofis-mistis orang Jawa.

Kata-kata mutiara biasanya berupa rangkaian kata lepas tetapi bermakna. Isbat akan memuat beberapa hal tentang eksistensistensialis sebagai berikut :

1.      Isbat Tuhan. Tuhan selalu digambarkan sebagai ana ning ora ana. Maksudnya, Tuhan itu tak berwujud tapi ada, atau sebaliknya. Karenanya, orang Jawa akan menyatakan ana suwara tanpa rupa, ana rupa tanpa suwara. Artinya dari indera pendengar, tapi tak dapat didengar, tapi tak dapat dilihat. Berarti, Tuhan memang dalam keadaan gaib.

2.      Isbat alam semesta. Hal ini diisbatkan melalui ana manuk bango buthak ngendhog ing ngenthak-enthak. Ada burung bangau putih bertelur di lapangan luas. Ini menggambarkan penciptaan alam semesta, yang awalnya suwung (bothak), baru ada setelah dzat kun fayakun.

3.      Isbat otak, yaitu bale taeanggantungan. Otak manusia, merupakan tempat tumpuan segalanya. Otak adalah tempat mempertemukan apa saja, khususnya dalam musyawarah. Di otak pula duduk zat suci.

4.      Keberadaan lokilmakful, yaitu wiji tuwuh ing sela, artinya benih yang tumbuh di batu. Dari nalar memangsulit terjadi, ada sebuah biji mampu tumbuh di batu. Namun, ini gambaran lklimakful, lkil (tempat) makful (terjaga), lokilmakful adalah tempat istimewa yang terjaga. Ini semua berada dalam budi manusia.

5.      Isbat sukma, yaitu pejah tan kena risak, risak tankena pejah. Sukma manusia langgeng akan terus ada kendati jasat telah tiada.

6.      Isbat hawa nafsu, yaitu latu saknang angasatkan segara. Maksudnya, hawa nafsu itu meskipun kecil bisa membahayakan segalanya. Hidup yang dikuasai hawa napsu sekecil apapun dikuasai orang lain.

7.      Isbat cinta lawan jenis, yaitu rara ngiyeng tangise ngebaki donya. Maksudnya, manusia memeiliki rasa cinta kepada lawan jenis. Orang Jawa yang sedang jatuh cinta sering dinamakan gandrung kapirangu atau nan-dhang lara brangta. Yakni, keadaan tangisan jiwa yang kadang-kadang terdengar sampat kepucuk dunia. Paling tidak, dunia manusia sendiri akan tergoyahkan.


Dijupuk saka : buku Tradisi Lisan Jawa karya :  Suwardi Endraswara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar