Blog'e Puspita Sastra Jawa 2012 :D

Lagu Dolanan

Kamis, 12 Desember 2013

Kakawin :D


Wrettasancaya, kakawin
            Kitab ini berisi pelajaran dan bimbingan untuk menyelami tembang jawa kuno, yang menguraikan syarat-syarat dan namanya dan disertai dengan contoh-contohnya, yang digubah dalam bentuk cerita yang mengkisahkan perjalanan sepasang burung belibis dalam usaha mereka menolong seorang puri yang kehilangan suaminya. Penggubah kitab ini bernama empu Tanakung, namun tidak diketahui pada jaman pemerintahan raja yang mana. Hanya dugaan saja kitab ini digubah pada akhir jaman Kediri. Kitab ini dicetak oleh professor H. Kern pada tahun 1875 dengan huruf Jawa dengan disertai terjemahan dalam bahasa Belanda, lalu dicetak lagi dalam Verspreide Geschriften dengan menggunakan bahasa Latin.


 Lubdhaka, kakawin
Kitab ini menceritakan tentang seorang pemburu yang setelah meninggal dapat masuk surga. Pemburu itu dalam agama Hindu, maupun dalam agama Budha merupakan orang yang hina karena sehari-harinya pekerjaannya hanyalah berburu. Tetapi dia dapat masuk surga karena pada suatu malam dia pernah berjaga dan pada malam itu tepat malam Batara Siwa, sehingga dia memperoleh pahala besar dari Siwa untuk dapat masuk ke surga.
Kitab digubah oleh Mpu Tanakung pada masa pemerintahan Girindrawangsa atau Ken Arok yang menjadi raja di Tumapel. Maksud Mpu Tanakung mengarang kitab ini adalah untuk mengambil hati Ken Arok karena saat masa muda, Ken Arok adalah orang yanh sangat jahat. Kitab Lubdhaka ini adalah kitab yang termuda diantara kitab-kitab Jawa kuno lainnya


   Bramandapurana, kakawin
Pada Empat Maha Resi yang disebut-sebut pertama dicipta oleh Brahma menurut Brahmanda Purana, yaitu :
  • Sonaka;
  • Sananda;
  • Sanatana;
  • Sanatkumara.
Adapun kelompok Dewa Resi, dikenal pula sebagai kelompok-kelompok Prajapati yang diperinci di dalam Brahmanda Purana terdiri atas sembilan Prajapati, yaitu :
  • Marici;
  • Bhrgu;
  • Angira;
  • Pulastya;
  • Pulaha;
  • Kratu;
  • Daksa;
  • Atri; dan
  • Wasistha.
Wawa ( 924-929) Serta merta tampil sebagai penguasa di jawa tengah, di bantu pateh sekaligus menantunya, Mpu Sendok, Wawa  diganti Mpu Sendok (929-947), yang terkenal sebagai Raja berjiwa Prajurit , dan sangat toleranterhadap pemeluk Agama Budha Mahayana , serat sang Hyang Kamahayanikan berhasil di gugah ke dalam bahasa jawa kuno dari bahasa sang Sansekerta. Cerita ini memuat tentang dewa dewa yang mirip dengan relif yang ada pada candi Borobudur, sebuah kitab Agama Hindu syiwa, Brahmandapurana  yang berisikan kosmogoni, sejarah para resi, dan cerita pertikaian antar kasta Purana (Sanskerta: पुराण ; purāṇa, berarti "cerita zaman dulu") adalah bagian dari kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu. Kata Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno.Ada 18 kitab Purana yang terkenal dengan sebutan “Mahapurana”.Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai pada tahun 500 SM. Salah satunya adalah kitab brahmandapurana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar