Mengenal Kesenian Ebleg dari Kedungsari
Kesenian ebleg merupakan salah satu
kesenian rakyat Kedungsari yang sangat
populer. Ebleg seringkali dipentaskan pada acara hajatan, acara selamatan desa,
peringatan hari kemerdekaan dan pada waktu-waktu tertentu lainnya. Ebleg merupakan
pertunjukan tari yang menggambarkan prajurit atau kesatria menunggang
kuda-kudaan dari anyaman bambu. Para penari biasanya berdandan mirip seorang
prajurit dan membawa senjata pedang atau tombak. Ebeg di Desa Kedungsari ditarikan
oleh 12 orang yang berpasangan. Kesenian ebleg menjadi kesenian atau
pertunjukan yang sangat populer di kalangan masyarakat Kedungsari, karena
kesenian ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Kesenian ebleg
menyimpan makna dan simbolisasi yang terdapat dalam ornamen ebleg (kuda
kepang), elemen penyusun, berbagai ritual dan prosesi yang dijalankan para
senimannya, instrumen musik (gamelan) yang dipakai, perlengkapan pendukung
pertunjukan. Seni ebleg yaitu gerakan menggoyang kuda kepang dan badan ke kanan
dan ke kiri.
Dalam pementasan ebleg, seringkali
terjadi mendem atau kerasukan yang menjadi salah satu daya tarik yang utama
dalam setiap pertunjukan ebleg. Biasanya dalam setiap pertunjukan pada adegan
klimaks, yaitu pada babak janturan, salah satu atau lebih penari tersebut
selalu dalam keadaan mendem atau kerasukan Dalam keadaan mendem ini penari
ebleg sering diberi makan berupa padi, daun-daunan atau rumput dan air tawar di
dalam ember, mirip makanan seekor kuda dan cara memakannyapun dengan dikunyah
dan diminum langsung dengan mulutnya. Gerak dan cara makan penari mirip
binatang (kuda). Jika penari ebleg meminta kelapa muda berarti dia kerasukan
monyet, dan jika dia meminta dupa maka dia sedang kerasukan singa.
Bukan hanya padi, daun-daunan atau
rumput dan air tawar saja yang dimakan, tetapi juga kaca selongsong lampu
minyak tanah (semprong), bara api, silet dan lain-lain benda yang tidak biasa
dimakan oleh manusia pada kondisi normal. Kadang-kadang penari juga mampu
mengupas kelapa dengan mulutnya lalu memecahkannya dengan kepalanya. Selain itu
juga kadang dipertunjukan aksi akrobatik berupa menari-nari di atas
palang–palang bambu.
Kesenian ebleg banyak berkaitan dengan unsur-unsur
mistis, yaitu terletak pada berbagai ritual yang harus dilaukan oleh penari
atau pelaku lainnya. Beberapa ritual yang biasa dilakukan penari, antara lain
melakukan pertapa di tempat-tempat keramat, berpuasa, pantangan dan berbagai
jenis perlengkapan sesaji yang dipersiapkan dalam sebuah pertunjukan. Kesenian
ini juga berkaitan dengan unsur-unsur keyakinan terhadap roh-roh leluhur yang
bersifat baik yang biasanya berhubungan dengan para pendiri (cikal bakal) desa.
Unsur-unsur yang melengkapi pertunjukan seni tradisional ebleg
adalah:
1. Pemain
Masing-masing pemain memiliki fungsi
dan peran yang beteda-beda. Komponen pemain tersebut antara lain: pemimpin, penabuh gamelan, penari yang
berperan sebagai penyaji pertunjukan yang utama,cepet dan barongan sebagai pencair suasana dan penjaga
pertunjukan, dan pembantu dan
pendukung pertunjukan.
Seorang pemimpinbiasanya adalah orang yang paling tua
atau yang dituakan dalam sebuah rombongan atau kelompok kesenian ebeg dan berperan
sebagai penyembuh bagi para penari yang mengalamii mendem atau kerasukan
atau tidak sadarkan diri .
Penari ebeg adalah sosok yang
menggambarkan perpaduan dua karakteristik yang berbeda yang bersatu dalam suatu
persenyawaan.
2. Perlengkapan Pentas
Perlengkapan pentas yang harus
disediakan adalah kuda kepang beserta aksesorisnya, seperangkat gamelan serta
sesaji yang terdiri dari aneka makanan dan minuman yang biasanya diidentikan
dengan sebagai makanan untuk jaranatau kuda seperti padi, rumput dan berbagai
macam jenisnya seperti telah diterangkan di muka. Semua perlengkapan ini
disiapkan di dekat arena pentas.
3. Gerak
Tarian yang dilakukan
penari sebelum mendem
masih mengikuti instrumen gamelan. Sedangkan penari yang menari setelah mendem biasanya
gerakannya tidak beraturan dan tidak terkontrol atau terkesan tidak mengikuti instrumen
gamelan bahkan penari ada yang berteriak-teriak, lari-lari dan menyerang
penonton. Tarian ini juga sering dibarengi dengan penonton yang juga ikut wuru.
4. Iringan
Iringan dalam kesenian ebegadalah
seperangkat gamelan yang ditabuh oleh nayaga Setelah mengalami perkembangan dan
penggarapan musik, maka musik yang dipakai terdiri dari kendang, saron, bonang,
kenong, kempul dan gong
5. Tata rias dan busana
Pertunjukan kesenian ebeg tidak banyak
memakai tata rias dan busana. Tata rias dilakukan ala kadarnya akan tetapi
pemakain busana seragam dengan warna-warna yang cerah dan diserta ikat kepala.
Ada pemain yang menggunakan kacamata hitam ada juga yang tidak.
6. Tempat pentas
Pada umumnya tempat pentas yang
digunakan untuk pertunjukan ebeg biasanya di ruang terbuka seperti lapangan,
halaman rumah dan lainnya.
Tanda dan Makna Pertunjukan Ebeg :
1.
Dupa (Kemenyan)
Maknanya: Dupa merupakan media
penghubung antara manusia dan roh. Dupa diperesembahkan bagi penunggu tempat
keramat atau cungkup tempat dimana pertunjukan ebeg akan digelar dan dipercaya
sebagai indhang untuk meminta ijin dan restu.
2.
Sesaji
terdiri dari seperangkat wedangan, komara, kapuk adhem, dan petet.
Maknanya: Sesaji
dipersiapkan guna keselamatan pelaku utama dan seluruh pendukung kesenian ebeg.
Seperangkat wedangan melambangkan minuman yang disukai makhluk halus,
Seperangkat komara melambangkan tempat yang tinggi yang berarti kekuasaan yang
tertinggi adalah Tuhan, Seperangkat kapuk adhem melambangkan sifat-sifat
kemuliaan, seperangkat petet melambangkan keutuhan, yang berarti segala yang
sudah diperlukan sudah lengkap.
3. Ornamen kuda/jaran kepang atau ebeg
Maknanya : Jaran kepang adalah
kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Kuda tunggangan adalah sebagai
lambing kuda tunggangan
perang dari para prajurit yang memiliki sifat-sifat gagah, kuat dan lincah.
4.
Trance
Maknanya : Jaran kepang dalam
kesenian ebeg memakan padi, rumput, dhedhak, dll. Hal ini menunjukkan bahwa
yang makan sebetulnya bukan manusia tetapiroh yang telah masuk kedalam tubuh
pelaku. Sehingga makna trance dalam permainan ebeg adalah adanya keseimbangan
antara roh yang baik dan yang jahat dengan mendapatkan perlakuan yang sama
sehingga akan manusia mendapatkan keselamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar