Blog'e Puspita Sastra Jawa 2012 :D

Lagu Dolanan

Kamis, 12 Desember 2013

Kesenian :)

Mengenal Kesenian Ebleg dari Kedungsari

Kesenian ebleg merupakan salah satu kesenian rakyat Kedungsari yang sangat populer. Ebleg seringkali dipentaskan pada acara hajatan, acara selamatan desa, peringatan hari kemerdekaan dan pada waktu-waktu tertentu lainnya. Ebleg merupakan pertunjukan tari yang menggambarkan prajurit atau kesatria menunggang kuda-kudaan dari anyaman bambu. Para penari biasanya berdandan mirip seorang prajurit dan membawa senjata pedang atau tombak. Ebeg di Desa Kedungsari ditarikan oleh 12 orang yang berpasangan. Kesenian ebleg menjadi kesenian atau pertunjukan yang sangat populer di kalangan masyarakat Kedungsari, karena kesenian ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Kesenian ebleg menyimpan makna dan simbolisasi yang terdapat dalam ornamen ebleg (kuda kepang), elemen penyusun, berbagai ritual dan prosesi yang dijalankan para senimannya, instrumen musik (gamelan) yang dipakai, perlengkapan pendukung pertunjukan. Seni ebleg yaitu gerakan menggoyang kuda kepang dan badan ke kanan dan ke kiri.
Dalam pementasan ebleg, seringkali terjadi mendem atau kerasukan yang menjadi salah satu daya tarik yang utama dalam setiap pertunjukan ebleg. Biasanya dalam setiap pertunjukan pada adegan klimaks, yaitu pada babak janturan, salah satu atau lebih penari tersebut selalu dalam keadaan mendem atau kerasukan Dalam keadaan mendem ini penari ebleg sering diberi makan berupa padi, daun-daunan atau rumput dan air tawar di dalam ember, mirip makanan seekor kuda dan cara memakannyapun dengan dikunyah dan diminum langsung dengan mulutnya. Gerak dan cara makan penari mirip binatang (kuda). Jika penari ebleg meminta kelapa muda berarti dia kerasukan monyet, dan jika dia meminta dupa maka dia sedang kerasukan singa.
Bukan hanya padi, daun-daunan atau rumput dan air tawar saja yang dimakan, tetapi juga kaca selongsong lampu minyak tanah (semprong), bara api, silet dan lain-lain benda yang tidak biasa dimakan oleh manusia pada kondisi normal. Kadang-kadang penari juga mampu mengupas kelapa dengan mulutnya lalu memecahkannya dengan kepalanya. Selain itu juga kadang dipertunjukan aksi akrobatik berupa menari-nari di atas palang–palang bambu.
Kesenian ebleg banyak berkaitan dengan unsur-unsur mistis, yaitu terletak pada berbagai ritual yang harus dilaukan oleh penari atau pelaku lainnya. Beberapa ritual yang biasa dilakukan penari, antara lain melakukan pertapa di tempat-tempat keramat, berpuasa, pantangan dan berbagai jenis perlengkapan sesaji yang dipersiapkan dalam sebuah pertunjukan. Kesenian ini juga berkaitan dengan unsur-unsur keyakinan terhadap roh-roh leluhur yang bersifat baik yang biasanya berhubungan dengan para pendiri (cikal bakal) desa.

Unsur-unsur yang melengkapi pertunjukan seni tradisional ebleg adalah:
1.      Pemain
Masing-masing pemain memiliki fungsi dan peran yang beteda-beda. Komponen pemain tersebut antara lain: pemimpin, penabuh gamelan, penari yang berperan sebagai penyaji pertunjukan yang utama,cepet dan barongan sebagai pencair suasana dan penjaga pertunjukan, dan pembantu dan pendukung pertunjukan.
Seorang pemimpinbiasanya adalah orang yang paling tua atau yang dituakan dalam sebuah rombongan atau kelompok kesenian ebeg dan berperan sebagai penyembuh bagi para penari yang mengalamii mendem atau kerasukan atau tidak sadarkan diri .
Penari ebeg adalah sosok yang menggambarkan perpaduan dua karakteristik yang berbeda yang bersatu dalam suatu persenyawaan.
2.      Perlengkapan Pentas
Perlengkapan pentas yang harus disediakan adalah kuda kepang beserta aksesorisnya, seperangkat gamelan serta sesaji yang terdiri dari aneka makanan dan minuman yang biasanya diidentikan dengan sebagai makanan untuk jaranatau kuda seperti padi, rumput dan berbagai macam jenisnya seperti telah diterangkan di muka. Semua perlengkapan ini disiapkan di dekat arena pentas.
3.      Gerak
Tarian yang dilakukan penari sebelum mendem masih mengikuti instrumen gamelan. Sedangkan penari yang menari setelah mendem biasanya gerakannya tidak beraturan dan tidak terkontrol atau terkesan tidak mengikuti instrumen gamelan bahkan penari ada yang berteriak-teriak, lari-lari dan menyerang penonton. Tarian ini juga sering dibarengi dengan penonton yang juga ikut wuru.
4.      Iringan
Iringan dalam kesenian ebegadalah seperangkat gamelan yang ditabuh oleh nayaga Setelah mengalami perkembangan dan penggarapan musik, maka musik yang dipakai terdiri dari kendang, saron, bonang, kenong, kempul dan gong
5.      Tata rias dan busana
Pertunjukan kesenian ebeg tidak banyak memakai tata rias dan busana. Tata rias dilakukan ala kadarnya akan tetapi pemakain busana seragam dengan warna-warna yang cerah dan diserta ikat kepala. Ada pemain yang menggunakan kacamata hitam ada juga yang tidak.
6.      Tempat pentas
Pada umumnya tempat pentas yang digunakan untuk pertunjukan ebeg biasanya di ruang terbuka seperti lapangan, halaman rumah dan lainnya.

           Tanda dan Makna Pertunjukan Ebeg :

1.       Dupa (Kemenyan)
Maknanya: Dupa merupakan media penghubung antara manusia dan roh. Dupa diperesembahkan bagi penunggu tempat keramat atau cungkup tempat dimana pertunjukan ebeg akan digelar dan dipercaya sebagai indhang untuk meminta ijin dan restu.

2.      Sesaji terdiri dari seperangkat wedangan, komara, kapuk adhem, dan petet.
Maknanya: Sesaji dipersiapkan guna keselamatan pelaku utama dan seluruh pendukung kesenian ebeg. Seperangkat wedangan melambangkan minuman yang disukai makhluk halus, Seperangkat komara melambangkan tempat yang tinggi yang berarti kekuasaan yang tertinggi adalah Tuhan, Seperangkat kapuk adhem melambangkan sifat-sifat kemuliaan, seperangkat petet melambangkan keutuhan, yang berarti segala yang sudah diperlukan sudah lengkap.

3.        Ornamen kuda/jaran kepang atau ebeg
Maknanya : Jaran kepang adalah kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu. Kuda tunggangan adalah sebagai lambing kuda tunggangan perang dari para prajurit yang memiliki sifat-sifat gagah, kuat dan lincah.
4.        Trance
Maknanya : Jaran kepang dalam kesenian ebeg memakan padi, rumput, dhedhak, dll. Hal ini menunjukkan bahwa yang makan sebetulnya bukan manusia tetapiroh yang telah masuk kedalam tubuh pelaku. Sehingga makna trance dalam permainan ebeg adalah adanya keseimbangan antara roh yang baik dan yang jahat dengan mendapatkan perlakuan yang sama sehingga akan manusia mendapatkan keselamatan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar